Kamis, 10 September 2009

Renungan Pemberdayaan W/KI GMIM
Edisi April – Mei 2009
Minggu ke-4, 24 Mei 2009

Bilangan 10 : 1-10

Latar Belakang Naskah
Kitab Bilangan secara umum berisi berbagai cerita dan hukum atau peraturan yaitu bagaimana umat Israel hidup dan tentang keimaman. Keimaman artinya tentang peran para imam yaitu sebagai perantara antara umat Israel dengan Tuhan Allah. Di antara umat Israel yang dikaruniai tugas untuk menjadi Imam berasal keturunan Lewi yaitu Harun dan keturunannya. Pasal 10:1-10 adalah merupakan tambahan hukum dalam mana para Imam yaitu anak-anak imam Harun berperan. Hukum dan keimaman bagi umat Isreal yang berada dalam perjalanannya di padang gurun memerlukan ketentuan bersama yang harus dipatuhi. Bila tidak ikut ketentuan, maka ‘bahaya’ yang dihadapi akan tidak dapat diatasi.

Khotbah : Dipanggil dan Diutus

Bersama-sama dengan orang Kristen sedunia, kita baru saja merayakan Hari Kenaikan Tuhan Yesus ke sorga pada hari Kamis, 21 Mei 2009. GMIM menetapkan hari Kenaikan sebagai Hari Persatuan Wanita/Kaum Ibu GMIM (sebagaimana juga hari-hari raya gereja lainnya seperti hari Pentakosta ditetapkan sebagai hari Persatuan Pria/Kaum Bapa). Kita juga sebagai bagian dari anggota Persekutuan gereja-Gereja di Indonesia akan merayakan tanggal 25 Mei (besok) sebagai hari Ekumene Indonesia. Karena itu, tepat sekali pembacaan kita tadi yang saya beri tema : Dipanggil dan Diutus.

Pembacaan kita tadi berisi cerita tentang peran alat tiup Nafiri untuk memanggil umat berkumpul dan untuk menyuruh laskar-laskar berangkat menghadapi segala gangguan keamanan perjalanan umat Israel di padang gurun. Alat tiup Nafiri ini sangat penting untuk memberi ‘aba-aba’ atau perintah atau komando. Sebab itu, ada aturannya pula bagaimana meniupnya untuk setiap jenis. Maksudnya yaitu untuk memanggil berkumpul dan untuk menyuruh pergi. Nafiri ditiup pada saat mempersembahkan korban-korban bakaran dan korban keselamatan. Demikian juga, ada aturan tentang yang meniupnya hanyalah anak-anak imam Harun. Mengapa demikian ? Supaya mereka diingat di hadapan Tuhan Allah dan diselamatkan dari musuh-musuh.
Nah, bila hanya membaca sepintas, kelihatannya bacaan kita ini hanya bercerita tentang hal yang kecil dan yang terjadi di masa lampau dalam konteks atau situasi umat Israel yang jelas-jelas sedang dalam perjalanan dan menghadapi musuh.
Sesungguhnya, bila kita membaca lebih lama dan lebih cermat, maka kita mendapatkan kekayaan firman Tuhan dari dalamnya untuk kehidupan kita jemaat pada umumnya dan kaum ibu/kaum perempuan pada khususnya. Pesan firman pembacaan ini bagi kita di masa kini ialah apapun yang kita hendak lakukan ada dalam pengetahuan atau ingatan Tuhan agar umat hidup selamat, karena itu lakukanlah segala sesuatu menurut kehendak-Nya.
Bukankah kita sebagai orang kristen/kaum perempuan kristen di masa kini juga sedang dalam perjalanan dan sedang berjuang mengisi kehidupan di jaman yang makin rumit ini ? Bukankah kita kaum perempuan kristen menghadapi banyak persoalan kehidupan seperti a.l. terjadinya banyak kekerasan terhadap kaum perempuan baik di dalam rumah tangganya maupun di tempat kerjanya? Juga banyak perempuan yang harus terkena penyakit yang sulit disembuhkan seperti HIV/AIDS karena ulah pasangan hidupnya atau karena hal-hal di luar kehendaknya sendiri ? Juga banyak perempuan yang harus membanting tulang bekerja (baik di dalam rumahnya maupun di tempat bekerja) tanpa ada kesempatan untuk mengurus dirinya sendiri sehingga perempuan ini bukan hanya berperan ganda tetapi berbeban ganda; banyak perempuan hanya tahu kewajibannya tanpa tahu dan menikmati hak-haknya ? Nah, kalau kita semua menyadari kenyataan pergumulan kita bersama maka kita sama dengan umat Israel seperti yang kita baca tadi yaitu berada dalam perjalanan dan perjuangan.





Lonceng gereja adalah salah satu alat penting dalam kehidupan beriman kita. Lonceng ini berfungsi memanggil jemaat untuk berkumpul beribadah. Beribadah dalam banyak bentuk dan tak terbatas hanya di gedung gereja. Berkumpul untuk beribadah untuk mendengar suara Allah, suara kasih, firman kehidupan. Pada akhir setiap ibadah, kita diutus untuk pergi dan berbuat. Kita mendapat berkat untuk pergi dan berbuat menyalurkan berkat Tuhan itu. Dengan kata lain, bila kita berkumpul atau bersekutu (koinonia), kita bersaksi (memberitakan atau marturia) tentang kehendak Tuhan dan pada gilirannya kita diutus untuk melakukan apa yang kita saksikan (diakonia). Kita melakukannya karena Tuhan bersama kita, Tuhan menyelamatkan kita. Jadi, berkumpul, bertemu, bersekutu adalah strategi pelayanan kita menjadi berkat. Kita berkumpul, bukan sekedar berkumpul tetapi untuk pergi. Atas dasar firman ini maka tugas kita masing-masing dan bersama-sama untuk mengatasi berbagai masalah hidup kita. Berkumpul atau lebih tepat beribadah agar kita dapat menjawab dan mengatasi kesulitan-kesulitan hidup kita : kita bicarakan bersama, kita cari bersama asal-usul atau penyebab masalah lalu kita cari jalan keluar bersama. Bila ada di antara kita yang tidak mengalami kesulitan : bantulah mereka yang kesulitan. Beribadah berarti menumbuhkan rasa solidaritas atau setia kawan di antara kita : yang lebih membantu yang kurang, yang susah dibantu oleh yang tidak susah, yang kaya membantu yang miskin. Amin.

Materi Diskusi : pilih salah satu bila waktu terbatas.
1. Marilah kita evaluasi tentang segala kegiatan kita dalam Komisi Wanita/Kaum Ibu : apakah artinya kita berkumpul atau beribadah ? apakah kita membicarakan masalah-masalah kita untuk mencari jalan keluar bersama ?
2. Mengapa kita beribadah dalam kelompok Komisi Wanita/Kaum Ibu : ceritakan pengalaman kita, apa yang kita dapat dalam ibadah-ibadah kita, apakah dengan mengikuti ibadah kita mendapat ‘pedoman’ untuk mengatasi masalah kita ?
3. Bila ada di antara kita yang mengalami masalah kesehatan seperti HIV/AIDS atau kekerasan dalam rumah tangga : apa yang dapat kita lakukan bersama ?

Implementasi /penerapan dalam kegiatan nyata
- Wanita/Kaum Ibu perlu mengetahui hak-hak hidup termasuk berkarya sebagai bagian dari Hak Asasi Manusia. Agar ada keseimbangan antara kewajibannya dan hak-haknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar