Renungan
Pemberdayaan W/KI GMIM
Edisi
April – Mei 2009
Minggu
ke-4, 24 Mei 2009
Bilangan
10 : 1-10
Latar
Belakang Naskah
Kitab Bilangan
secara umum berisi berbagai cerita dan hukum atau peraturan yaitu bagaimana
umat Israel hidup dan tentang keimaman.
Keimaman artinya tentang peran para imam yaitu sebagai perantara antara umat
Israel dengan Tuhan Allah. Di antara umat Israel yang dikaruniai tugas untuk
menjadi Imam berasal keturunan Lewi yaitu Harun dan keturunannya. Pasal 10:1-10 adalah merupakan
tambahan hukum dalam mana para Imam yaitu anak-anak imam Harun berperan. Hukum
dan keimaman bagi umat Isreal yang berada dalam perjalanannya di padang gurun
memerlukan ketentuan bersama yang harus dipatuhi. Bila tidak ikut ketentuan,
maka ‘bahaya’ yang dihadapi akan tidak dapat diatasi.
Khotbah : Dipanggil dan Diutus
Bersama-sama
dengan orang Kristen sedunia, kita baru saja merayakan Hari Kenaikan Tuhan
Yesus ke sorga pada hari Kamis, 21 Mei 2009. GMIM menetapkan hari Kenaikan
sebagai Hari Persatuan Wanita/Kaum Ibu GMIM (sebagaimana juga hari-hari raya
gereja lainnya seperti hari Pentakosta ditetapkan sebagai hari Persatuan
Pria/Kaum Bapa). Kita juga sebagai bagian dari anggota Persekutuan
gereja-Gereja di Indonesia akan merayakan tanggal 25 Mei (besok) sebagai hari
Ekumene Indonesia. Karena itu, tepat sekali pembacaan kita tadi yang saya beri
tema : Dipanggil dan Diutus.
Pembacaan kita
tadi berisi cerita tentang peran alat tiup Nafiri untuk memanggil umat berkumpul
dan untuk menyuruh laskar-laskar berangkat menghadapi segala gangguan keamanan
perjalanan umat Israel di padang gurun. Alat tiup Nafiri ini sangat penting
untuk memberi ‘aba-aba’ atau perintah atau komando. Sebab itu, ada aturannya
pula bagaimana meniupnya untuk setiap jenis. Maksudnya yaitu untuk memanggil
berkumpul dan untuk menyuruh pergi. Nafiri ditiup pada saat mempersembahkan
korban-korban bakaran dan korban keselamatan. Demikian juga, ada aturan tentang
yang meniupnya hanyalah anak-anak imam Harun. Mengapa demikian ? Supaya mereka
diingat di hadapan Tuhan Allah dan
diselamatkan dari musuh-musuh.
Nah, bila hanya
membaca sepintas, kelihatannya bacaan kita ini hanya bercerita tentang hal yang
kecil dan yang terjadi di masa lampau dalam konteks atau situasi umat Israel
yang jelas-jelas sedang dalam perjalanan dan menghadapi musuh.
Sesungguhnya,
bila kita membaca lebih lama dan lebih cermat, maka kita mendapatkan kekayaan
firman Tuhan dari dalamnya untuk kehidupan kita jemaat pada umumnya dan kaum
ibu/kaum perempuan pada khususnya. Pesan firman pembacaan ini bagi kita di masa
kini ialah apapun yang kita hendak lakukan ada dalam pengetahuan atau ingatan
Tuhan agar umat hidup selamat, karena itu lakukanlah segala sesuatu menurut kehendak-Nya.
Bukankah kita
sebagai orang kristen/kaum perempuan kristen di masa kini juga sedang dalam
perjalanan dan sedang berjuang mengisi kehidupan di jaman yang makin rumit ini
? Bukankah kita kaum perempuan kristen menghadapi banyak persoalan kehidupan
seperti a.l. terjadinya banyak kekerasan terhadap kaum perempuan baik di dalam
rumah tangganya maupun di tempat kerjanya? Juga banyak perempuan yang harus
terkena penyakit yang sulit disembuhkan seperti HIV/AIDS karena ulah pasangan
hidupnya atau karena hal-hal di luar kehendaknya sendiri ? Juga banyak perempuan yang harus membanting
tulang bekerja (baik di dalam rumahnya maupun di tempat bekerja) tanpa ada
kesempatan untuk mengurus dirinya sendiri sehingga perempuan ini bukan hanya
berperan ganda tetapi berbeban ganda; banyak perempuan hanya tahu kewajibannya
tanpa tahu dan menikmati hak-haknya ? Nah, kalau kita semua menyadari kenyataan
pergumulan kita bersama maka kita sama dengan umat Israel seperti yang kita
baca tadi yaitu berada dalam perjalanan dan perjuangan.
Lonceng gereja
adalah salah satu alat penting dalam kehidupan beriman kita. Lonceng ini
berfungsi memanggil jemaat untuk berkumpul beribadah. Beribadah dalam banyak
bentuk dan tak terbatas hanya di gedung gereja. Berkumpul untuk beribadah untuk
mendengar suara Allah, suara kasih, firman kehidupan. Pada akhir setiap ibadah,
kita diutus untuk pergi dan berbuat. Kita mendapat berkat untuk pergi dan
berbuat menyalurkan berkat Tuhan itu. Dengan
kata lain, bila kita berkumpul atau bersekutu (koinonia), kita bersaksi
(memberitakan atau marturia) tentang kehendak Tuhan dan pada gilirannya kita
diutus untuk melakukan apa yang kita saksikan (diakonia). Kita
melakukannya karena Tuhan bersama kita,
Tuhan menyelamatkan kita. Jadi, berkumpul, bertemu, bersekutu adalah strategi
pelayanan kita menjadi berkat. Kita berkumpul, bukan sekedar berkumpul tetapi
untuk pergi. Atas dasar firman ini maka
tugas kita masing-masing dan bersama-sama untuk mengatasi berbagai masalah
hidup kita. Berkumpul atau lebih tepat beribadah agar kita dapat menjawab dan
mengatasi kesulitan-kesulitan hidup kita : kita bicarakan bersama, kita cari
bersama asal-usul atau penyebab masalah lalu kita cari jalan keluar bersama.
Bila ada di antara kita yang tidak mengalami kesulitan : bantulah mereka yang
kesulitan. Beribadah berarti menumbuhkan rasa solidaritas atau setia kawan di
antara kita : yang lebih membantu yang kurang, yang susah dibantu oleh yang
tidak susah, yang kaya membantu yang miskin. Amin.
Materi Diskusi : pilih salah satu bila waktu terbatas.
1. Marilah kita evaluasi tentang segala
kegiatan kita dalam Komisi Wanita/Kaum Ibu : apakah artinya kita berkumpul atau
beribadah ? apakah kita membicarakan masalah-masalah kita untuk mencari jalan
keluar bersama ?
2. Mengapa kita beribadah dalam kelompok Komisi
Wanita/Kaum Ibu : ceritakan pengalaman kita, apa yang kita dapat dalam
ibadah-ibadah kita, apakah dengan mengikuti ibadah kita mendapat ‘pedoman’
untuk mengatasi masalah kita ?
3. Bila ada di antara kita yang mengalami
masalah kesehatan seperti HIV/AIDS atau kekerasan dalam rumah tangga : apa yang
dapat kita lakukan bersama ?
Implementasi /penerapan dalam kegiatan nyata
- Wanita/Kaum
Ibu perlu mengetahui hak-hak hidup termasuk berkarya sebagai bagian dari Hak
Asasi Manusia. Agar ada keseimbangan antara kewajibannya dan hak-haknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar