Bahan
Renungan Bina Ibu
Edisi
Agustus-September 2008
Minggu
II September 2008
Mazmur 98 : 1-9
Keselamatan adalah keadilan, kasih setia dan kebenaran Allah
diberlakukan
Keselamatan adalah satu kata yang sangat
penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Selamat pagi, selamat siang, selamat
malam, selamat bertemua atau selamat bakudapa, selamat makan, selamat
tidur, selamat bekerja, selamat jalan, selamat berjuang, selamat berbahagia
adalah rangkaian dua kata yang mengungkapkan
kenyataan dan harapan yang ditujukan satu orang kepada orang lain.
Pendek kata selamat itu menyangkut kehidupan kita dalam segala bidang. Tetapi
sering kali dalam bidang agama, kita mendengar selamat itu hanya berhubungan
dengan soal rohani yaitu bagaimana hubungan manusia dengan Tuhan. Kita sering
mendengar pengajaran gereja yang hanya menekankan keselamatan rohani, bahwa
yang penting hubungan kita dengan Tuhan itu baik. Kita rajin beribadah, aktif dalam
gereja. Mungkin pengajaran inilah yang menyebabkan sehingga terjadi
ketidakadilan, kasih setia tidak tulus, ketidakbenaran. Mungkin pengajaran
seperti ini yang menyebabkan orang Kristen merasa 'enjoy' saja dengan berlaku
tidak adil, tidak setia dan tidak benar. Rajin beribadah dan aktif dalam gereja
sering menjadi kegiatan untuk menutupi banyak perbuatan tidak baik.
Oleh
sebab itu, marilah kita belajar dari berita Alkitab hari ini : apakah
keselamatan hanyalah soal rohani ? Mazmur 98 adalah ungkapan iman pemazmur
sebagai salah seorang dari persekutuan umat Allah atau mewakili umat Allah pada
jamannya. Jelas sekali dinyatakan bahwa Keselamatan adalah perbuatan tangan
Allah yang ajaib. Nah ..., karena Allah pemrakarsa keselamatan maka hanya Dialah
tujuan segala perbuatan kita. Perbuatan kita bukan untuk 'membujuk dan
merayu' Dia, tetapi untuk menyatakan bahwa kita selamat di dalam dan oleh Dia.
Oleh sebab itu, maka pembacaan Alkitab kita hari ini menjelaskan kepada kita
bahwa keselamatan dari Allah itu adalah soal hakikat hidup kita sehari-hari
yaitu keadilan, kasih setia dan kebenaran. Tiga hal ini berkaitan satu dengan
yang lain. Keadilan adalah saat di mana yang salah dan yang benar dinyatakan.
Terlalu sering kita mendengar dan menyaksikan serta mengalami sendiri
ketidakjelasan antara yang salah dan yang benar. Sekalipun ada suatu lembaga
peradilan negara, namun ketidakjelasan itu terus terjadi. Contoh kasus korupsi
dan masalah tanah warisan. Kasih setia adalah saat di mana hubungan antar manusia
terjadi tanpa perbedaan status sosial dan peran. Kita mengasihi dan setia dalam
kasih itu karena manusianya, bukan karena status sosial dan perannya. Nah
sering kali dalam hidup keseharian kita, tali kasih saudara bersaudara menjadi
retak karena kepentingan jabatan dan kuasa. Sering pula kasih setia antara
suami-isteri, orang tua-anak berkurang
karena himpitan ekonomi dan mengejar karier menjadi lebih utama. Keadilan dan kasih setia Allah terarah pada
kebenaran Allah. Kebenaran Allah adalah mutlak. Ia yang menentukan kebenaran
yang sejati, yaitu agar manusia mengalami keselamatan. Bagi yang benar akan
tetap dibenarkan, dan bagi yang salah akan ditunjukkan kesalahannya dan
dituntun untuk berjalan pada jalan yang benar. Seringpula kita mendengar ada orang
yang sudah dinyatakan salah tidak mengakuinya dnegan berusaha untuk membenarkan
diri. Contoh kasus korupsi : membuat kembali segala dokumen agar dapat
dibenarkan oleh pengadilan. Apalagi bila 'uang pelicin' disertakan. Begitu pula
ada putusan pengadilan yang menyatakan salah orang yang benar, karena yang
bersangkutan tidak punya relasi 'orang dalam' tambah lagi tidak ada 'uang
pelicin'. Sungguh memprihatinkan hidup bermasyarakat kita bila hal ini terus
menerus terjadi. Bukankah sebagian besar masyarakat di tanah Minahasa ini
adalah warga gereja, warga GMIM?
Bukankah sebagian besar pelaku berbagai masalah kemasyarakatan adalah
warga GMIM?
Kita
semua bertanggungjawab atas segala persoalan ketidakadilan, kekurangan kasih
setia dan ketidakbenaran yang terjadi, sebab kita adlah Gereja. Kita ada
sebagai persekutuan orang-orang yang percaya dan mengakui Yesus sebagai
Juruselamat kita. Amin
Pertanyaan untuk diskusi :
- Apa yang dapat kita lakukan
untuk memperkecil masalah-masalah dalam masyarakat seperti ketida-adilan,
ketidak-setiaan, dan ketidakbenaran ?
- Apa usul kita agar dalam
ibadah-ibadah ada kesempatan untuk melihat bersama masalah-masalah sosial yang
terjadi dalam lingkungan hidup kita ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar