Selasa, 27 Juni 2017

Renungan BIna Ibu, minggu 2 September 2008

Bahan Renungan Bina Ibu
Edisi Agustus-September 2008
Minggu II September 2008
                                                               Mazmur 98 : 1-9
                  Keselamatan adalah keadilan, kasih setia dan kebenaran Allah diberlakukan
        Keselamatan adalah satu kata yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Selamat pagi, selamat siang, selamat malam, selamat bertemua atau selamat bakudapa, selamat makan, selamat tidur, selamat bekerja, selamat jalan, selamat berjuang, selamat berbahagia adalah rangkaian dua kata yang mengungkapkan  kenyataan dan harapan yang ditujukan satu orang kepada orang lain. Pendek kata selamat itu menyangkut kehidupan kita dalam segala bidang. Tetapi sering kali dalam bidang agama, kita mendengar selamat itu hanya berhubungan dengan soal rohani yaitu bagaimana hubungan manusia dengan Tuhan. Kita sering mendengar pengajaran gereja yang hanya menekankan keselamatan rohani, bahwa yang penting hubungan kita dengan Tuhan itu baik. Kita rajin beribadah, aktif dalam gereja. Mungkin pengajaran inilah yang menyebabkan sehingga terjadi ketidakadilan, kasih setia tidak tulus, ketidakbenaran. Mungkin pengajaran seperti ini yang menyebabkan orang Kristen merasa 'enjoy' saja dengan berlaku tidak adil, tidak setia dan tidak benar. Rajin beribadah dan aktif dalam gereja sering menjadi kegiatan untuk menutupi banyak perbuatan tidak baik.
        Oleh sebab itu, marilah kita belajar dari berita Alkitab hari ini : apakah keselamatan hanyalah soal rohani ? Mazmur 98 adalah ungkapan iman pemazmur sebagai salah seorang dari persekutuan umat Allah atau mewakili umat Allah pada jamannya. Jelas sekali dinyatakan bahwa Keselamatan adalah perbuatan tangan Allah yang ajaib. Nah ..., karena Allah pemrakarsa keselamatan maka hanya Dialah tujuan segala perbuatan   kita.  Perbuatan kita bukan untuk 'membujuk dan merayu' Dia, tetapi untuk menyatakan bahwa kita selamat di dalam dan oleh Dia. Oleh sebab itu, maka pembacaan Alkitab kita hari ini menjelaskan kepada kita bahwa keselamatan dari Allah itu adalah soal hakikat hidup kita sehari-hari yaitu keadilan, kasih setia dan kebenaran. Tiga hal ini berkaitan satu dengan yang lain. Keadilan adalah saat di mana yang salah dan yang benar dinyatakan. Terlalu sering kita mendengar dan menyaksikan serta mengalami sendiri ketidakjelasan antara yang salah dan yang benar. Sekalipun ada suatu lembaga peradilan negara, namun ketidakjelasan itu terus terjadi. Contoh kasus korupsi dan masalah tanah warisan. Kasih setia adalah saat di mana hubungan antar manusia terjadi tanpa perbedaan status sosial dan peran. Kita mengasihi dan setia dalam kasih itu karena manusianya, bukan karena status sosial dan perannya. Nah sering kali dalam hidup keseharian kita, tali kasih saudara bersaudara menjadi retak karena kepentingan jabatan dan kuasa. Sering pula kasih setia antara suami-isteri, orang tua-anak    berkurang karena himpitan ekonomi dan mengejar karier menjadi lebih utama.  Keadilan dan kasih setia Allah terarah pada kebenaran Allah. Kebenaran Allah adalah mutlak. Ia yang menentukan kebenaran yang sejati, yaitu agar manusia mengalami keselamatan. Bagi yang benar akan tetap dibenarkan, dan bagi yang salah akan ditunjukkan kesalahannya dan dituntun untuk berjalan pada jalan yang benar. Seringpula kita mendengar ada orang yang sudah dinyatakan salah tidak mengakuinya dnegan berusaha untuk membenarkan diri. Contoh kasus korupsi : membuat kembali segala dokumen agar dapat dibenarkan oleh pengadilan. Apalagi bila 'uang pelicin' disertakan. Begitu pula ada putusan pengadilan yang menyatakan salah orang yang benar, karena yang bersangkutan tidak punya relasi 'orang dalam' tambah lagi tidak ada 'uang pelicin'. Sungguh memprihatinkan hidup bermasyarakat kita bila hal ini terus menerus terjadi. Bukankah sebagian besar masyarakat di tanah Minahasa ini adalah warga gereja, warga GMIM?  Bukankah sebagian besar pelaku berbagai masalah kemasyarakatan adalah warga GMIM?
         Kita semua bertanggungjawab atas segala persoalan ketidakadilan, kekurangan kasih setia dan ketidakbenaran yang terjadi, sebab kita adlah Gereja. Kita ada sebagai persekutuan orang-orang yang percaya dan mengakui Yesus sebagai Juruselamat kita. Amin

Pertanyaan untuk diskusi :
-       Apa yang dapat kita lakukan untuk memperkecil masalah-masalah dalam masyarakat seperti ketida-adilan, ketidak-setiaan, dan ketidakbenaran ?

-       Apa usul kita agar dalam ibadah-ibadah ada kesempatan untuk melihat bersama masalah-masalah sosial yang terjadi dalam lingkungan hidup kita ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar