Senin, 01 September 2014

Khotbah di KPU Minahasa, 8 Juli 2013

Bahan Khotbah di Kantor KPU Minahasa
Senin, 8 Juli 2013
Oleh : Karolina Augustien Kaunang.
                                                      Kejadian 2 : 15 – 18
Kompelks Kantor KPU Minahasa ini sangatlah indah. Indah memandang sekitar, tampak rumah penduduk yang sedikit jauh  di dekat persawahan. Bila lokasi kantor ini ditata dengan pepohonan dan bebungaan, alangkah sejuknya tempat ibu/bapak/saudara bekerja sehari-hari. Gedung kantorpun relative baru. Inilah Eden bagi kita masa kini.
Pembacaan Alkitab kita pagi ini, di hari pertama minggu berjalan ini, kita sudah baca bersama tadi. Empat ayat yang kita baca tadi adalah bagian utuh dari ayat-ayat yang berisi berita tentang Manusia yang yang diciptakan Tuhan Allah, berada di taman Eden. Dalam bahasa Ibrani, kata Eden berarti Kesenangan. Di tempat ini , Tuhan Allah menumbuhkan berbagai pohon yang menarik dan baik untuk dimakan buahnya, terdapat pula pohon kehidupan serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Juga dialiri oleh empat sungai, Pison, Gihon, Tigris dan Efrat. Hal ini menunjukkan bahwa Eden itu adalah suatu tempat yang lengkap, semua yang diperlukan manusia ada di dalmnya.  Di tempat inilah Tuhan Allah menempatklan manusia laki-laki dan perempuan untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. Manusia diberi tugas atau wewenang untuk semua yang diciptakan Tuhan. Tetapi serentak denga itu, Tuhan Allah memberi batasan yaitu pohon pentehauian tentang yang baik dan yang jahat itu, tidak boleh dimakan. Sebab pada saat memakannya, pastilah mati.
Dengan kata lain, Tuhan Allah memberi hak dan kewajiban sekaligus, bersamaan. Manusia yang ditempatkan Tuhan itu adalah manusia laki-laki dan perempuan.  Mereka berdua menjadi penolong yang sepadan. Hawa adalah penolong yang sepadan dari Adam. Artinya, mereka berdua sama statusnya, keduanya sama di hadapan Tuhan Allah sebagai Imago Dei (Gambar Allah). Keduanya sama bertanggungjawab mengelola dan memelihara bumi dan segala ciptaan-Nya. Jadi, perempuan bukanlah sub-ordinasi laki-laki. Mereka setara dan semartabat. Bahwa ada pembagian pekerjaan, ya…pasti. Tetapi perbedaan pekerjaan tidaklah mengesahkan pandangan sepidak bahwa laki-laki lebih hebat dari perempuan dalam bekerja. Apalagi, sekarang ini…pandangan yang mengunggulkan laki-laki dalam banyak hal sedang dikritik dengan cara bahwa perempuan sama hak dan kewajiban bekerja di semua jenis pekerjaan yang (tentu sesuai dengan kemampuan, ketrampilan, keahlianya). Jadi tidak ada pekerjaan yang berjenis kelamin.
Kalau pemahaman tentang manusia seperti ini, maka berbahagialah kita mulai di rumah : suami-isteri, laki-laki dan perempuan, juga di tempat kerja. Di kantor ini, terdapat pimpinan dan secara berjenjang ada yang ditugasi untuk sebagai kepala dan sub kepala, dst…. Di hadapan Tuhan semua pekerjaan sama. Persoalannya ialah apakah kita masing-masing telah mengerjakan tugas dengan maksimal, dengan benar sesuai TUPOKSI. BIla kita telah dan sedang melaksanakannya, maka kita sedang mengerjakan amanat Pencipta yaitu mengusahakan dan memelihara bumi, mengudahakan dan memelihara kehidupan kita dan dunia ini. Kita menjadi akwan sekerja-Nya sebagai Manusia Gambar Allah di bumi nyata ini.

Marilah kita lanjutkan pekerjaan di kantor ini, apakah di dalam kantor atau di lapangan sesuai TUPOKSI masing-masing. Indahlah hidup ini, Eden menjadi bagian kita. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar