Bahan Khotbah di
Kantor KPU Minahasa
Senin, 8 Juli 2013
Oleh : Karolina
Augustien Kaunang.
Kejadian 2 : 15 – 18
Kompelks Kantor KPU Minahasa ini
sangatlah indah. Indah memandang sekitar, tampak rumah penduduk yang sedikit
jauh di dekat persawahan. Bila lokasi
kantor ini ditata dengan pepohonan dan bebungaan, alangkah sejuknya tempat
ibu/bapak/saudara bekerja sehari-hari. Gedung kantorpun relative baru. Inilah
Eden bagi kita masa kini.
Pembacaan Alkitab kita pagi ini,
di hari pertama minggu berjalan ini, kita sudah baca bersama tadi. Empat ayat
yang kita baca tadi adalah bagian utuh dari ayat-ayat yang berisi berita
tentang Manusia yang yang diciptakan Tuhan Allah, berada di taman Eden. Dalam
bahasa Ibrani, kata Eden berarti Kesenangan. Di tempat ini , Tuhan Allah
menumbuhkan berbagai pohon yang menarik dan baik untuk dimakan buahnya,
terdapat pula pohon kehidupan serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan
yang jahat. Juga dialiri oleh empat sungai, Pison, Gihon, Tigris dan Efrat. Hal
ini menunjukkan bahwa Eden itu adalah suatu tempat yang lengkap, semua yang
diperlukan manusia ada di dalmnya. Di
tempat inilah Tuhan Allah menempatklan manusia laki-laki dan perempuan untuk
mengusahakan dan memelihara taman itu. Manusia diberi tugas atau wewenang untuk
semua yang diciptakan Tuhan. Tetapi serentak denga itu, Tuhan Allah memberi
batasan yaitu pohon pentehauian tentang yang baik dan yang jahat itu, tidak
boleh dimakan. Sebab pada saat memakannya, pastilah mati.
Dengan kata lain, Tuhan Allah
memberi hak dan kewajiban sekaligus, bersamaan. Manusia yang ditempatkan Tuhan
itu adalah manusia laki-laki dan perempuan.
Mereka berdua menjadi penolong yang sepadan. Hawa adalah penolong yang
sepadan dari Adam. Artinya, mereka berdua sama statusnya, keduanya sama di
hadapan Tuhan Allah sebagai Imago Dei
(Gambar Allah). Keduanya sama bertanggungjawab mengelola dan memelihara bumi
dan segala ciptaan-Nya. Jadi, perempuan bukanlah sub-ordinasi laki-laki. Mereka
setara dan semartabat. Bahwa ada pembagian pekerjaan, ya…pasti. Tetapi
perbedaan pekerjaan tidaklah mengesahkan pandangan sepidak bahwa laki-laki
lebih hebat dari perempuan dalam bekerja. Apalagi, sekarang ini…pandangan yang
mengunggulkan laki-laki dalam banyak hal sedang dikritik dengan cara bahwa
perempuan sama hak dan kewajiban bekerja di semua jenis pekerjaan yang (tentu
sesuai dengan kemampuan, ketrampilan, keahlianya). Jadi tidak ada pekerjaan
yang berjenis kelamin.
Kalau pemahaman tentang manusia
seperti ini, maka berbahagialah kita mulai di rumah : suami-isteri, laki-laki
dan perempuan, juga di tempat kerja. Di kantor ini, terdapat pimpinan dan
secara berjenjang ada yang ditugasi untuk sebagai kepala dan sub kepala, dst….
Di hadapan Tuhan semua pekerjaan sama. Persoalannya ialah apakah kita
masing-masing telah mengerjakan tugas dengan maksimal, dengan benar sesuai
TUPOKSI. BIla kita telah dan sedang melaksanakannya, maka kita sedang
mengerjakan amanat Pencipta yaitu mengusahakan dan memelihara bumi, mengudahakan
dan memelihara kehidupan kita dan dunia ini. Kita menjadi akwan sekerja-Nya
sebagai Manusia Gambar Allah di bumi nyata ini.
Marilah kita lanjutkan pekerjaan
di kantor ini, apakah di dalam kantor atau di lapangan sesuai TUPOKSI
masing-masing. Indahlah hidup ini, Eden menjadi bagian kita. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar