Senin, 01 September 2014

Imamat 19:9-16, Lukas 10:25-37 di GMIM Kakaskasen Eben Haezer, 3 Nov 2013

Khotbah pada Minggu, 3 November 2013 jam 18.00
Di gedung gereja GMIM Kakaskasen Eben Haezer
Pembacaan Alkitab : Imamat 19:9-16, Lukas 10:25-37
Oleh Pdt. Augustien Kapahang Kaunang
1.       Pada 31 Oktober,  kita baru saja merayakan Hari Reformasi Gereja. Tokoh reformator waktu itu adalah Martin Luther. Sebagai seorang imam ia mengeritik teologi dan praktek gereja masa itu. Ia menempelkan 95 dalil/ulasan/rumusan teologis di pintu gereja istana Wittenberg Jerman. Sayang, kritiknya tidak diterima oleh pimpinan gereja waktu itu. Ia dikucilkan. Tetapi pengikut-pengikutnya kemudian … menjadi gereja Protestan. Nama ini adalah sindiran pada para pengikut Luther : si tukang protes. Protestan itu yaitu kita sekarang. Ada tiga prinsip reformasi gereja : hanya oleh anugerah, hanya oleh iman dan hanya oleh Alkitab. Oleh sebab itu gereja-gereja reformasi termasuk GMIM seharusnya memberi tempat yang sentral/utama dalam memahami Alkitab. Supaya seluruh hidup bergereja didasarkan pada kehendak Tuhan yang terdapat dalam Alkitab. Ini berarti keputusan-keputusan gerejawi, program dan anggaran gereja-gereja, dasar utamanya adalah kehendak Tuhan seperti yang disaksikan dalam Alkitab – teologis alkitabiah… Oleh sebab itu, mari kita selalu bertanya apakah yang kita pikir, ucap dan lakukan sudah berdasarkan Alkitab? Apa inti dasar dari Alkitab ? Kehidupan atau keselamatan. Pertanyaan berikut : kehidupan yang bagaimana, keselamatan yang bagaimana?
2.       Marilah kita memahami bersama bagian alkitab yang kita baca tadi. Kita mulai dari PB Lukas 10:25-37, tentang orang Samaria yang murah hati. Kita semua telah mendengar cerita ini… Jadi tidak perlu saya ceritakan ulang. Yang kita perlu tahu bersama ada 2 hal:
Pertama, bagaimana supaya kita hidup kekal. Ini pertanyaan (yang mencoba karena dia sendiri sudah tahu jawabannya) dari seorang ahli torat kepada Yesus. Jawabannya ialah mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati …. Dan mengasihi sesama manusia seperti dirimu sendiri (ayat 27). Dengan kata lain pada saat kita mengsihi TA dan sesama, maka pada saat itu kita hidup kekal. Pada saat kita mengasihi TA dan sesama, maka pada saat itu kita hidup – Tuhan Yesus berkata : perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup. Jadi hidup kekal adalah hidup itu sendiri, sekarang ini yaitu pada saat kita mengasihi  TA dan sesama. Mengasihi TA dan sesama harus berjalan bersama. Tidak cukup kalau hanya rajin beribadah tetapi marah/benci kepada orang lain.
Kedua, siapa sesama kita? Jawabannya ialah orang yang telah menunjukkan belas kasihannya kepada orang yang dirampok, dipukul, hampir mati. Yang menarik di sini ialah seorang imam/pemimpin agama (sekarang pendeta/gembala/pastor/penatua/syamas/guru agama) dan orang Lewi (pekerja di Bait Allah seperti pegawai dan kostor) tidak peduli dengan org yg menderita ini. Justru orang Samaria yang waktu itu “bermusuhan” dengan orang Yerusalem, yang peduli. Org yang menderita itu turun dari Yerusalem menuju ke Yeriko. Org Samaria peduli dengan orang Yerusalem yang sebenarnya “musuh”nya. Tuhan Yesus bilang pd ahli Torat yang mencobai dia : pergilah, perbuatlah demikian.
Jadi cerita ini adalah kritik TY kepada para pemimpin agama dan org-org Yahudi pada masa itu, yg merasa lebih benar, lebih suci, lebih layak dp orang Samaria/orang lain. Seorang imam dan seorg Lewi yang adalah sesama dari Yerusalem (org Yahudi) tidak membantu saudaranya…. Sebaliknya org Samaria (yang baik hati) tidak memandang asal usul org yang sekarat itu- langsung dia membantu sampai tuntas, membantu dgn sepenuh hati…
3.       Pembacaan kedua dari Imamat 19:9-16. Ayat-ayat ini harus dibaca mulai ayat 1-2 ttg Kudusnya Hidup. “Kuduslah kamu, sebab Aku Tuhan Allahmu adalah kudus”. Bagaimana hidup kudus? Banyak bagian Alkitab yang berbicara ttg hal ini. Namun kesempatan ini kita membaca dari Imamat … Mari kita lihat bersama :



-          Berbagi berkat. Yang ba panen sekali panen jo. Kase sisa for org miskin n org asing…
-          Jangan mencuri, jangan berbohong, berdusta, jangan bersumpah dusta demi nama Tuhan, jangan langgar kekudusan Tuhan
-          Jangan memeras dan merampas
-          Jangan tahan upah pekerja harian
-          Jangan kau kutuki org tuli dan janga taruh batu sandungan di depan org buta
-          Jangan berbuat curang dalam peradilan : jangan membela org kecil dgn tdk sewajarnya, dan jangan terpengaruh oleh org-org besar – ttpi engkau hrs mengasihi org sesamamu dgn kebenaran
-          Jangan menyebar fitnah dan jangan mengancam hidup sesamamu
Hal-hal ini tidak perlu ditafsirkan sebab sangat jelas.
Jadi, makin jelas/konkrit apa yang hrs kita lakukan sebagai org Kristen-org yg percaya kpd Yesus sebagai Juruselamat kita. Di dalam Yesus – kita semua sama, sama-sama mengasihi TA dan sesama sebagai tanda bahwa kita hidup-hidup kudus.
Namun demikian, secara khusus bagi para pemimpin agar melakukan apa yg dia tahu, dia ajarkan, dia khotbahkan. Sebab dunia kita masih dunia contoh. Pemimpin adalah org-org yang diteladani – baik pemimpin gereja maupun masyarakat…
Ada pula pemimpin yang lain . yang dekat dengan kita, yaitu orang tua dalam keluarga. Keteladanan mulai dari dalam keluarga. Keluarga adalah wadah paling kuat untuk membentuk kepribadian seseorang. Tugas gereja adalah mempersiapkan dan mendorong ortu membimbing anak-anaknya untuk hidup kudus. Diperlukan pembinaan warga gereja berkelanjutan. Ada anak-anak remaja sudah terlibat dalam praktek seks bebas. Kalau kita baru-baru ini mendengar dan menonton TV bahwa di tempat-tempat tertentu, di pulau Jawa, anak-anak sekolah terlibat seks bebas. Maka kita tidak perlu jauh-jauh. Berdasarkan penelitian di sekolah, tdk usah jauh-jauh, penelitian di SMP Kristen dekat kita, ada 7 anak yang sudah terlibat dlm hal ini. Ada anak remaja yang mencontoh kakaknya yang tidur bersama dengan pacarnya, berhubungan badan. Anak remaja ini tidur sekamar dengan kakaknya. Ia kemudian melakukan hal yang sama kepada anak di bawah umur…Ternyata pengawasan org tua harus lebih diperhatikan. Sebelum tidur periksa kamar anak-anak……
Hidup kekal-hidup kudus adalah hidup kita sekarang dan selamanya. Mengasihi TA dan sesama harus nyata dalam kasih yang sungguh, kasih yg benar, kasih yg adil – di sana pasti ada damai… Dan khotbah ini pertama-tama adalah untuk saya sendiri sebagai pengkhotbah.
4.       Terakhir, sekarang ini sedang berlangsung SR X DGD di kota Busan Korea Selatan (30 Oktober – 8 November). GMIM adalah salah satu anggota. Berarti kita semua. DGD beranggotakan 345 gereja-gereja Protestan, Ortodoks, Anglican di 110 negara. Sekarang utusan-tusan kita GMIM  sedang membicarakan tema SR yaitu “Allah Kehidupan, Pimpinlah kami untuk Keadilan dan Perdamaian.” Mari kita bersama-sama berdoa seperti tema ini. ……..




Tidak ada komentar:

Posting Komentar