Khotbah pada Minggu, 3 November 2013 jam 18.00
Di gedung gereja GMIM Kakaskasen Eben Haezer
Pembacaan Alkitab : Imamat 19:9-16, Lukas 10:25-37
Oleh Pdt. Augustien Kapahang Kaunang
1. Pada
31 Oktober, kita baru saja merayakan
Hari Reformasi Gereja. Tokoh reformator waktu itu adalah Martin Luther. Sebagai
seorang imam ia mengeritik teologi dan praktek gereja masa itu. Ia menempelkan
95 dalil/ulasan/rumusan teologis di pintu gereja istana Wittenberg Jerman.
Sayang, kritiknya tidak diterima oleh pimpinan gereja waktu itu. Ia dikucilkan.
Tetapi pengikut-pengikutnya kemudian … menjadi gereja Protestan. Nama ini
adalah sindiran pada para pengikut Luther : si tukang protes. Protestan itu
yaitu kita sekarang. Ada tiga prinsip reformasi gereja : hanya oleh anugerah,
hanya oleh iman dan hanya oleh Alkitab. Oleh sebab itu gereja-gereja reformasi
termasuk GMIM seharusnya memberi tempat yang sentral/utama dalam memahami
Alkitab. Supaya seluruh hidup bergereja didasarkan pada kehendak Tuhan yang
terdapat dalam Alkitab. Ini berarti keputusan-keputusan gerejawi, program dan
anggaran gereja-gereja, dasar utamanya adalah kehendak Tuhan seperti yang
disaksikan dalam Alkitab – teologis alkitabiah… Oleh sebab itu, mari kita
selalu bertanya apakah yang kita pikir, ucap dan lakukan sudah berdasarkan
Alkitab? Apa inti dasar dari Alkitab ? Kehidupan atau keselamatan. Pertanyaan
berikut : kehidupan yang bagaimana, keselamatan yang bagaimana?
2. Marilah
kita memahami bersama bagian alkitab yang kita baca tadi. Kita mulai dari PB
Lukas 10:25-37, tentang orang Samaria yang murah hati. Kita semua telah
mendengar cerita ini… Jadi tidak perlu saya ceritakan ulang. Yang kita perlu
tahu bersama ada 2 hal:
Pertama,
bagaimana supaya kita hidup kekal. Ini pertanyaan (yang mencoba karena dia
sendiri sudah tahu jawabannya) dari seorang ahli torat kepada Yesus. Jawabannya
ialah mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati …. Dan mengasihi sesama manusia
seperti dirimu sendiri (ayat 27). Dengan kata lain pada saat kita mengsihi TA
dan sesama, maka pada saat itu kita hidup kekal. Pada saat kita mengasihi TA
dan sesama, maka pada saat itu kita hidup – Tuhan Yesus berkata : perbuatlah
demikian, maka engkau akan hidup. Jadi hidup kekal adalah hidup itu sendiri,
sekarang ini yaitu pada saat kita mengasihi TA dan sesama. Mengasihi TA dan sesama harus
berjalan bersama. Tidak cukup kalau hanya rajin beribadah tetapi marah/benci
kepada orang lain.
Kedua, siapa
sesama kita? Jawabannya ialah orang yang telah menunjukkan belas kasihannya
kepada orang yang dirampok, dipukul, hampir mati. Yang menarik di sini ialah
seorang imam/pemimpin agama (sekarang
pendeta/gembala/pastor/penatua/syamas/guru agama) dan orang Lewi (pekerja di
Bait Allah seperti pegawai dan kostor) tidak peduli dengan org yg menderita
ini. Justru orang Samaria yang waktu itu “bermusuhan” dengan orang Yerusalem,
yang peduli. Org yang menderita itu turun dari Yerusalem menuju ke Yeriko. Org
Samaria peduli dengan orang Yerusalem yang sebenarnya “musuh”nya. Tuhan Yesus
bilang pd ahli Torat yang mencobai dia : pergilah, perbuatlah demikian.
Jadi cerita ini
adalah kritik TY kepada para pemimpin agama dan org-org Yahudi pada masa itu,
yg merasa lebih benar, lebih suci, lebih layak dp orang Samaria/orang lain. Seorang
imam dan seorg Lewi yang adalah sesama dari Yerusalem (org Yahudi) tidak
membantu saudaranya…. Sebaliknya org Samaria (yang baik hati) tidak memandang
asal usul org yang sekarat itu- langsung dia membantu sampai tuntas, membantu
dgn sepenuh hati…
3. Pembacaan
kedua dari Imamat 19:9-16. Ayat-ayat ini harus dibaca mulai ayat 1-2 ttg Kudusnya
Hidup. “Kuduslah kamu, sebab Aku Tuhan Allahmu adalah kudus”. Bagaimana hidup
kudus? Banyak bagian Alkitab yang berbicara ttg hal ini. Namun kesempatan ini
kita membaca dari Imamat … Mari kita lihat bersama :
-
Berbagi berkat. Yang ba panen sekali panen jo.
Kase sisa for org miskin n org asing…
-
Jangan mencuri, jangan berbohong, berdusta,
jangan bersumpah dusta demi nama Tuhan, jangan langgar kekudusan Tuhan
-
Jangan memeras dan merampas
-
Jangan tahan upah pekerja harian
-
Jangan kau kutuki org tuli dan janga taruh batu
sandungan di depan org buta
-
Jangan berbuat curang dalam peradilan : jangan
membela org kecil dgn tdk sewajarnya, dan jangan terpengaruh oleh org-org besar
– ttpi engkau hrs mengasihi org sesamamu dgn kebenaran
-
Jangan menyebar fitnah dan jangan mengancam
hidup sesamamu
Hal-hal ini tidak perlu ditafsirkan sebab sangat jelas.
Jadi, makin jelas/konkrit apa
yang hrs kita lakukan sebagai org Kristen-org yg percaya kpd Yesus sebagai
Juruselamat kita. Di dalam Yesus – kita semua sama, sama-sama mengasihi TA dan
sesama sebagai tanda bahwa kita hidup-hidup kudus.
Namun demikian, secara khusus
bagi para pemimpin agar melakukan apa yg dia tahu, dia ajarkan, dia khotbahkan.
Sebab dunia kita masih dunia contoh. Pemimpin adalah org-org yang diteladani –
baik pemimpin gereja maupun masyarakat…
Ada pula pemimpin yang lain .
yang dekat dengan kita, yaitu orang tua dalam keluarga. Keteladanan mulai dari
dalam keluarga. Keluarga adalah wadah paling kuat untuk membentuk kepribadian
seseorang. Tugas gereja adalah mempersiapkan dan mendorong ortu membimbing
anak-anaknya untuk hidup kudus. Diperlukan pembinaan warga gereja
berkelanjutan. Ada anak-anak remaja sudah terlibat dalam praktek seks bebas.
Kalau kita baru-baru ini mendengar dan menonton TV bahwa di tempat-tempat
tertentu, di pulau Jawa, anak-anak sekolah terlibat seks bebas. Maka kita tidak
perlu jauh-jauh. Berdasarkan penelitian di sekolah, tdk usah jauh-jauh,
penelitian di SMP Kristen dekat kita, ada 7 anak yang sudah terlibat dlm hal
ini. Ada anak remaja yang mencontoh kakaknya yang tidur bersama dengan
pacarnya, berhubungan badan. Anak remaja ini tidur sekamar dengan kakaknya. Ia
kemudian melakukan hal yang sama kepada anak di bawah umur…Ternyata pengawasan
org tua harus lebih diperhatikan. Sebelum tidur periksa kamar anak-anak……
Hidup kekal-hidup kudus adalah
hidup kita sekarang dan selamanya. Mengasihi TA dan sesama harus nyata dalam
kasih yang sungguh, kasih yg benar, kasih yg adil – di sana pasti ada damai…
Dan khotbah ini pertama-tama adalah untuk saya sendiri sebagai pengkhotbah.
4. Terakhir,
sekarang ini sedang berlangsung SR X DGD di kota Busan Korea Selatan (30
Oktober – 8 November). GMIM adalah salah satu anggota. Berarti kita semua. DGD
beranggotakan 345 gereja-gereja Protestan, Ortodoks, Anglican di 110 negara.
Sekarang utusan-tusan kita GMIM sedang
membicarakan tema SR yaitu “Allah Kehidupan, Pimpinlah kami untuk Keadilan dan
Perdamaian.” Mari kita bersama-sama berdoa seperti tema ini. ……..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar